Eksistensi Warung Burjo, Potensi Kanal Marketing di Jakarta
Warung burjo atau singkatan dari bubur kacang ijo saat ini sudah banyak hadir di tengah-tengah kehidupan saat ini. Memiliki jam buka yang hingga 24 jam dengan aneka menu makanan serta minuman yang cocok untuk tempat nongkrong.
Burjo sendiri banyak dikatakan sebagai pesaing terkuat bisnis semacam Tujuh Sebelas. Memiliki basis ekonomi kerakyatan, keberadaan burjo tentu sangat sulit untuk dapat tergeser oleh bisnis waralaba modern sekalipun.
Selalu dengan andalan menu Indomie telur, dapat meleburkan menjadi satu atau melting pot sebagai satu kesatuan persamaan budaya yang harmonis. Di mana beberapa suku sunda, batak, jawa bahkan arab sekalipun dapat memiliki selera rasa yang sama.
Tempat di mana dapat menghabiskan kopi menonton pertandingan PSMS melawan Persib dengan damai. Ditemani secangkir kopi yang membuat mata menjadi on hingga fajar.
Bahkan, adakalanya Burjo itu seperti Facebook. Anda dapat bertemu orang yang ternyata tetangga Anda, atau teman tetangga Anda, atau bahkan pembantu teman tetangga Anda atau bisa juga suami dari pembantu teman tetangga Anda. Tidak dapat disangka bukan? Bahkan seharusnya kita bisa gunakan burjo sebagai kanal pemasaran. Dan digital agency bisa ambil bagian dari skema treasure hunt atau city rally.
Sudah semestinya dengan adanya kehadiran burjo di tengah kehangatan rasa persaudaraan menjadikannya kanal pemasaran. Akan tetapi, mengapa hingga kini tidak ada yang berani menggali potensi terpendam itu? Atau memang lebih baik dipendam saja?
Tentu hal tersebut membuat dan memaksa otak Anda berpikir keras. Hingga blank dan tidak dapat berpikir hingga mengeja. Bahkan hingga menyulitkan Anda untuk membaca. Lantas mengapa tidak mempelajari sejarahnya?
Asal Usul Burjo
Apakah pernah terbesit di pikiran Anda siapa penemu burjo? Atau siapakah pencipta burjo? Atau bahkan kapan burjo diciptakan? Untuk apa? Di mana?
Kalau tidak pernah terlintas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Mari membuat hal tersebut menjadi Anda pikirkan.
Warung burjo yang identik dekat dengan lidah anak kos maupun sopir angkot tentu menjadikan telinga Anda sudah tidak asing dengan nama tersebut. Burjo yang merupakan akronim dari bubur kacang ijo sangat identik dengan pedagangnya yang sering dipanggil Aa. Laki-laki dengan logat Sunda yang merajalela di setiap kota.
Demi memenuhi kebutuhan perut para pelanggannya. Burjo yang dahulunya hanya sekedar menjual kacang ijo saja kini sudah melakukan invovasi dengan menu-menu ramah di kantong.
Menu Andalan
Sebuah warung andalan mahasiswa, pekerja, sopir dan profesi lainnya ini memang memiliki potensi yang sangat besar untuk terus dikembangkan. Menawarkan menu yang sangat murah dan praktis tentu tidak akan membuat kantong jebol jika 3 kali sehari makan di sini.
Lalu, apakah menu favorit Anda? Tentu Anda sudah memiliki menu favorit sendiri di warung si Aa ini.
Nasi Telor
Simpel, murah, dan mengenyangkan tentu menjadi idaman para burjois. Meskipun namanya nasi telur, namun dalam piring Anda tidak hanya berisi sendok garpu nasi dan telur saja. Tentu Aa burjo akan menambahkan potongan tempe, sambal, dan kalau Anda suka akan diberi kuah opor atau sop sayur.
Mie Goreng dan Rebus
Dalam burjo ada juga istilah INTEL, namun bukan Intel yang itu. Intel di sini adalah Indomie Telur, salah satu menu andalan dan menu favorit burjois. Aa burjo akan menambah stok Indomie mereka ketika memasuki zona waktu akhir bulan, di mana banyak terdapat penyakit kantong kering.
Nasi Sarden
Hampir sama dengan nasi telur, tidak hanya nasi dan sarden saja yang dihidangkan. Tentu ada tambahan sayur dan sambal sebagai pelengkap. Menu yang tidak butuh waktu lama ini menjadi favorit orang-orang yang membutuhkan pemadam kelaparan.
Magelangan
Bukan nama kota, tapi merupakan kolaborasi nasi dengan bakmi yang dimasak menggunakan bumbu turun-temurun dari nenek moyang. Meskipun butuh waktu cukup lama untuk menunggu menu ini, namun tidak sampai 1 abad lamanya.
Masih banyak lagi tentu menu burjo andalan lainnya. Apakah Anda tertarik membuat warung burjo dan menciptakan lapangan pekerjaan untuk si Aa?
Baca juga : WARUNG BURJO SEBAGAI KANAL MARKETING DI JAKARTA
Komentar
Posting Komentar